PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP HUKUMAN MATI TINDAK PIDANA NARKOTIKA PADA KASUS FREDI BUDIMAN

Hasil penelitian menunjukan bahwa pendapat ulama mengqiyaskan narkoba dengan khamr karena keduanya memiliki kesamaan yaitu memabukkan sehingga bahaya dan keharamannya juga sama. Menurut imam mazhab khamr hukumnya haram dan jika dikaitkan dengan narkoba seperti yang telah diketahui bahwa dampak yang ditimbulkan sangatlah besar melebihi khamr maka hukum narkotika juga haram karena selain dapat mengakibatkan over dosis juga dapat mengakibatkan kematian. Pada zaman Nabi hingga masa khalifah belum ada pelaku peminum khamr yang di hukum mati. Tetapi terdapat suatu Hadis Rasulullah
SAW yaitu, “Barangsiapa minum khamr maka deralah ia, kemudian jika kembali meminum lagi, maka deralah ia, kemudian jika kembali lagi maka deralah ia, dan jika kembali minum lagi maka bunuhlah dia” Dari Hadis diatas khamr diqiyaskan dengan narkoba sehingga hukuman mati terkait kasus pidana narkotika Fredi Budiman sudah tepat karena terus-menerus mengulangi perbuatan jahatnya. Hukum hudud merupakan sanksi yang sudah ditentukan serta ditetapkan dalam Al-Qur’an dan Hadis sedangkan hukum ta’zir bentuk dan sanksinya diberikan sepenuhnya kepada penguasa, agar pelakunya jera. Ulama Malikiyah dan Hanafiyah mengizinkan hukuman ta’ziratau dikenal sebagai al-Qotlu Siasatan berbentuk hukuman mati, jika hakim mengetahui ada kebaikan untuk orang banyak didalamnya dan kekejaman yang diperbuat adalah sejenis kekejaman dengan ancaman hukuman mati. Hukum ta’zir dijatuhkan kepada pelaku yang vi berulang kali melakukan pidana atau sering melakukan kesalahan residivis. Jadi hukuman yang sesuai dengan perbuatan Fredi Budiman adalah hukum ta’zir berbentuk hukum mati.