PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PETERNAKAN SAPI UNTUK MENIGKATKAN PENDAPATAN DENGAN SISTEM MATTUNGKA (GADUH) DI DESA LAMATTI RIAWANG

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : (1) Sistem bagi hasil yang diterapkan oleh BUMDes Desa Lamatti Riawang dengan peternak dalam kerja sama peternakan sapi dengan sistem mattungka (gaduh), menerapkan konsep bagi hasil mudharabah karena dalam prakteknya BUMDes menanggung modal (harga sapi) secara penuh yang kemudian dikelola oleh masyarakat sebagai peternak. Akad kerjasama yang terapkan adalah akad tertulis dimana kedua belah pihak menandatangani surat perjanjian kerjasama dan pembagian keuntungannya menerapkan metode bagi untung atau disebut juga profit sharing karena keuntungan yang dibagikan merupakan keuntungan bersih setelah dikurangi biaya-biaya yang telah dikeluarkan selama proses usaha dan pembagian keuntungannya menggunakan uang dengan persentase perbandingan 50% : 50%. Modal usaha yang digunakan dalam kerjasama ini berupa sapi yang harganya telah disepakati oleh kedua belah pihak sebelum diserahkan kepada peternak. (2). kondisi ekonomi masyarakat Desa Lamatti Riawang sebelum melaksanakan kerjasama bagi hasil dengan sistem mattungka (gaduh) ini termasuk dalam ekonomi menengah, serta dengan perputaran ekonomi yang lambat Hal ini disebabkan karena mayoritas masyarakat hanya memelihara sapi betina sebagai pekerjaan sampingan mereka sedangkan sapi betina membutuhkan waktu sekitar satu setengah tahun sampai dua tahun untuk mendapatkan hasil. Dan setelah melaksanakan kerjasama ini, keadaan ekonomi masyarakat sudah sedikit terbantu meskipun belum memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan ekonomi.