OPTIMALISASI PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENGATASI PERNIKAHAN DINI AKIBAT PERGAULAN BEBAS DI KECAMATAN SINJAI UTARA

Hasil penelitian menemukan bahwa dalam mengoptimalkan peran
penyuluh agama KUA Kecamatan Sinjai Utara dalam mencegah pernikahan dini
akibat pergaulan bebas adalah dengan melakukan kegiatan sosialisasi pada kelompok
majelis taklim, serta di sekolah-sekolah. Selanjutnya penyuluh agama melakukan
penolakan calon pengantin yang di bawah umur dimana batas usia perkawinan
menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan adalah minimal 19
tahun. Dan upaya terakhir yang dilakukan penyuluh agama dalam mengoptimalkan
perannya dalam mencegah pernikahan dini akibat pergaulan bebas yaitu dengan
melakukan sinegritas dengan pihak lain seperti para Lurah setempat, Penyuluh KB
dan juga Perlindungan Perempuan, Anak dan Kependudukan. Adapun terdapat
beberapa faktor pendukung didalamnya yaitu faktor internal berupa adaanya sarana
dan prasarana pendukung serta adanya penganggaran untuk kegiatan bimbingan
sehingga hal tersebut dapat mendorong terlaksananya dengan baik berbagai program
kerja yang hendak dijalankan; faktor eksternal yaitu adanya hubungan kerja sama
dengan beberapa instansi terkait yang memiliki kepentingan serupa dalam
pencegahan pernikahan dini khusunya di Kecamatan Sinjai Utara. Sedangkan faktor
penghambatnya yaitu kendala internal mencakup terbatasnya jumlah penyuluh yang
ada di Kecamatan Sinjai Utara dan juga adanya permasalahan dibagian anggaran;
dan kendala eksternal yaitu kurang kesadaran dari masyarakat akan apa yang telah
disampaikan dan di berikan oleh penyuluh dalam penerapan sehari-hari